Search

19 November 2009

6 Hal yang Memicu Kemarahan Anak

Si kecil menangis, menjerit-jerit, histeris, mengatakan sesuatu yang tak Anda pahami? Hm… ini hal yang biasa. Namun, sebaiknya tidak dibiarkan. Cara terbaik untuk mencegah anak mengalami kemarahan yang meluap-luap adalah mengetahui dengan jelas apa yang memicu kemarahan mereka. Dengan demikian, Anda bisa menghindari kemarahan itu seluruhnya, atau siapkan diri Anda bila harus menghadapi situasi yang “menantang” seperti itu. Sebab bila tidak sabar menghadapinya, salah-salah Anda sendiri yang tantrum.

Di bawah ini ada enam kategori umum pemicu kemarahan anak. Anda mengenali salah satu di antaranya?

1. Kelaparan atau kelelahan
Anak mengalami masalah biologis, atau sesuatu yang berkaitan dengan kondisi tubuhnya, seperti lapar, atau lelah. Itu sebabnya para ibu biasanya membekali diri dengan snack yang mengenyangkan saat bepergian dengan balitanya. Bahkan saat menunggu pesanan makanan di restoran pun, kadang-kadang ada ibu yang sudah memberikan biskuit untuk anaknya.

Agar anak-anak tidak kelelahan saat berjalan-jalan, tetapkan jadwal istirahat dalam rencana perjalanan Anda, dan jangan sampai terlalu malam. Selain itu, pertimbangkan juga stimulasi macam apa yang dapat dinikmati anak-anak. Ada yang menyukai taman bermain yang riuh-rendah, ada pula yang lebih menyenangi kegiatan yang lebih tenang seperti mewarnai.

2. Kurang aktivitas
Si kecil yang dibiarkan menganggur dalam waktu yang cukup lama akan merasa bosan. Ia lalu akan berusaha menciptakan aktivitas sendiri jika Anda tak mampu melakukannya, namun “aktivitas” ini bisa berarti bertengkar dengan kakak atau saudaranya, atau bertingkah semaunya sendiri. Anda bisa menyiapkan kotak permainan berisi puzzle favoritnya, games, buku mewarnai, video, atau apa pun yang bisa membuatnya tenang di sela-sela jadwal kegiatan Anda. Misalnya, di mobil saat menempuh perjalanan yang panjang, atau di tengah antrian.

3. Dipaksa melakukan sesuatu
Kebanyakan anak akan merasa stres jika diminta mengerjakan PR, membantu di rumah (seperti mencuci piring atau menyapu), atau mencoba kegiatan baru. Bila memang sudah waktunya bagi anak untuk melakukan tugas-tugasnya, buatlah agar suasananya menyenangkan. Berikan reward bila ia berhasil menyelesaikan tugasnya (namun hati-hati, jangan sampai ia hanya mau melakukan tugas karena ada reward yang menunggu). Jika anak takut melakukan sesuatu yang baru, jangan memaksanya; lebih baik bantu ia mengatasi kekhawatirannya dengan membiarkannya mengamati aktivitas itu lebih dulu. Setelah itu minta ia untuk mencoba ikut bermain.

4. Dibiarkan menunggu
Anak akan kesal jika tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau, atau harus berhenti melakukan sesuatu yang menyenangkan. Namun akan lebih mudah baginya jika ia tahu kapan akan mendapatkannya. Jadi, pastikan Anda menepati kapan harus memenuhi janji Anda. Jika Anda akan mengunjungi suatu tempat dimana anak menginginkan sesuatu yang tidak mungkin ia peroleh, katakan sebelumnya. Sampaikan bahwa jika ia mampu melalui kegiatan itu tanpa komplain, ia akan mendapatkan yang lain. Bila ia harus berhenti melakukan sesuatu yang menyenangkan, cobalah untuk melakukan perubahan itu dengan lebih mudah. Misalnya, sebagai imbalan karena ia mau berhenti bermain di area bermain anak dan pulang tanpa acara menangis, ia akan mendapatkan es krim.

5. Keyakinan dirinya terancam
Anak pun bisa bersikap perfeksionis! Ia tidak sanggup menanggung kesalahan atau kegagalan saat mengerjakan PR, kalah bermain game, atau saat mewarnai gambar pensilnya mencoret sampai keluar dari garis. Bila si kecil termasuk anak perfeksionis seperti ini, ingatkan dia sebelum mulai melakukan kegiatannya bahwa Anda lebih menghargai usahanya daripada kesempurnaan hasilnya. Janjikan imbalan bila ia tidak menjadi kesal dan marah-marah ketika kalah dalam permainan.

6. Tidak mendapatkan perhatian
Beberapa anak akan kecewa jika kakek-neneknya mengabaikan mereka untuk memperhatikan saudara atau orang dewasa lainnya. Anak-anak tidak bisa disuruh menunggu perhatian dari orangtua ketika mereka tahu kapan akan mendapatkannya. Jadi, pastikan Anda menepati janji kapan harus mengalihkan perhatian padanya. Bila Anda harus melakukan hal lain yang lebih penting, minta mereka untuk tetap di dekat Anda. Seringkali, kedekatan itu sudah cukup memuaskan mereka untuk sementara. Ajarkan juga si kecil cara yang benar untuk meminta perhatian, dan duduk dengan sabar daripada membuat ulah. Jika mereka dengan manis minta bermain, berikan perhatian Anda seutuhnya. Bagaimana pun juga, perhatian adalah hadiah paling ternilai yang dapat Anda berikan.

KOMPAS.com


Sumber : Divine Caroline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya,silakan
tolong masukan dari sobat2 smua